Tes Draw A Person ( menggambar orang ) adalah tes yang sederhana , tak ada kendala bahasa, budaya atau pun kendala komunikasi antara penguji dan peserta tes. tes ini juga sangat universal digunakan dalam berbagai keperluan tes psikologi. di indonesia, tes menggambar orang ini sangat luas di pakai dalam seleksi penerimaan karyawan swasta, pegawai BUMN ataupun instalasi lainya. dan kepribadian seseorang ( calon karyawan ) dapat dinilai dari gambar yang dibuatnya sehingga tes DAP ini termasuk golongan tes psikotes grafis.
Tes DAP ini dikembangkan oleh Frolence Goodenough pada tahun 1926, pada saat itu tes ini dikenal dengan istilah tes Goodenough Draw A man test. kemudian Dr. Dale B Harris menyempurnakan dan mengembangkan tes ini pada tahun 1963 yang kemudian diberi nama Goodenough-Harris Drawing Test. sampai saat ini, tes yang dikenal dengan istilah DAP (Draw A Persion Test ).
Tes DAP ini dikembangkan oleh Frolence Goodenough pada tahun 1926, pada saat itu tes ini dikenal dengan istilah tes Goodenough Draw A man test. kemudian Dr. Dale B Harris menyempurnakan dan mengembangkan tes ini pada tahun 1963 yang kemudian diberi nama Goodenough-Harris Drawing Test. sampai saat ini, tes yang dikenal dengan istilah DAP (Draw A Persion Test ).
Reliablitas dan Validitas Tes DAP.
Reliabilitas test-retest DAP berdasarkan skoring kuantitatif dengan menggunakan panduan DAP yang dibuat oleh Harris (1963) didapatkan reliabilitas isi yang sedang (Median r = 0.74). Sedangkan reliabilitas interrater jauh lebih baik, yaitu median 0.90 untuk gambar laki-laki dan 0.94 untuk gambar wanita.
Reliabilitas test-retest DAP berdasarkan skoring kuantitatif dengan menggunakan panduan DAP yang dibuat oleh Harris (1963) didapatkan reliabilitas isi yang sedang (Median r = 0.74). Sedangkan reliabilitas interrater jauh lebih baik, yaitu median 0.90 untuk gambar laki-laki dan 0.94 untuk gambar wanita.
Dasar-Dasar Klinis.
Tubuh sebagai alat ekspresi diri.
Proses menggambar yang dilakukan individu melibatkan identifikasi melalui proyeksi dan introproyeksi yang masuk ke dalam. Tubuh (the self) merupakan titik referensi yang paling intim dalam kegiatan apapun sehingga gambar orang yang melibatkan proyeksi bayangan tubuh merupakan suatu alat alamiah untuk menyatakan kebutuhan-kebutuhan tubuh dan konflik-konflik seseorang
Suasana hati figur.
Berdasarkan pengalaman Machover, “ekspresi” figur yang digambar mencerminkan “feeling tones”.
Penyajian Tes DAP.
Prinsip DAP dalam penyajiannya adalah bersifat individual. DAP merupakan battery test dengan tes proyeksi yang lainnya (misal BAUM, Wartegg, dsb).
Tubuh sebagai alat ekspresi diri.
Proses menggambar yang dilakukan individu melibatkan identifikasi melalui proyeksi dan introproyeksi yang masuk ke dalam. Tubuh (the self) merupakan titik referensi yang paling intim dalam kegiatan apapun sehingga gambar orang yang melibatkan proyeksi bayangan tubuh merupakan suatu alat alamiah untuk menyatakan kebutuhan-kebutuhan tubuh dan konflik-konflik seseorang
Suasana hati figur.
Berdasarkan pengalaman Machover, “ekspresi” figur yang digambar mencerminkan “feeling tones”.
Penyajian Tes DAP.
Prinsip DAP dalam penyajiannya adalah bersifat individual. DAP merupakan battery test dengan tes proyeksi yang lainnya (misal BAUM, Wartegg, dsb).
Administrasi Tes DAP
o Material Tes
o Material Tes
- 1. Kertas HVS folio
- Pensil HP
- Meja yang permukaannya rata
- Penerangan yang cukup
o Waktu
- Dalam psikologi klinis tidak dibatasi (± 20 menit)
o Instruksi
- Tulis identitas diri Anda di sisi kanan atas. (nama, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan).
- Silahkan saudara menggambar orang.
- Yang tidak boleh dilakukan tester: memberikan jawaban yang bisa memancing ketegangan, mengarahkan atau jawaban yang bersifat normatif dan evaluatif.
- Jika ada subjek yang mengatakan: “Saya tidak bisa menggambar”. Jawaban tester: “Gambarlah semampu anda”
- Jika muncul kembali komentar: “Saya tidak bisa menggambar dengan baik”. Jawaban tester: “Tidak apa-apa, bukan baik dan jelek yang dilihat dari gambar tersebut”
o Selesai menggambar, testee diminta menuliskan:
- Berapa usianya & apa jenis kelaminnya
- Apa yang sedang ia lakukan
- Apa cita-cita / keinginan yang terpendam dari orang tersebut
- Uraikan kelebihan-kelebihan & kelemahan-kelemahan pribadi orang tersebut
Asumsi dasarnya
bahwa figur orang yang digambarkan seseorang itu berhubungan dengan dorongan,
kecemasan, konflik, dan kompensasi karakteristik dari individu tersebut.
Demikian, ketika subjek menghapus gambar lengannya dan merubah posisinya
terus-menerus, diinterpretasikan bahwa subjek tidak tahu apa yang harus
dilakukan dengan lengannya dalam berperilaku. Jika tangannya digambarkan
mengepal layaknya orang tinju, itu berarti dia mengekspresikan peperangan
Kepala
Kepala menggambarkan bagian penting dari self. Kepala
juga merupakan pusat dari kekuatan intelektual, sosial dominasi, dan kontrol
diri. Ketika ukuran kepala dalam gambar tidak proporsional atau besar,
individual tersebut menderita sakit otak atau pernah operasi otak. Dapat juga
dipertimbangkan sebagai kelemahan atas kekuatan intelektualnya. Jika kepala
digambar terakhir, kemungkinannya terdapat gangguan hubungan interpersonal yang
parah. Jika kepala digambar kontras dengan badannya, maka kemungkinan individu
mengalami fantasi yang tinggi atau mungkin memiliki perasaan inferior dengan
bagian tubuhnya.
Bagian-bagian ada Wajah
Mata, telinga, dan mulut merupakan organ yang biasanya
berhubungan dengan lingkungan, sehingga perlakuan yang berlebihan menunjukkan
kemungkinan kecemasan terhadap organ-organ tersebut.
Bagi orang narsistik dan homoseksual, penggambaran rambut
sangat diperhatikan olehnya. Biasanya rambut yang berada di bagian wajah (kumis
atau jenggot), diasosiasikan dengan keinginan untuk lebih jantan bagi
orang-orang yang merasa bingung dengan kemaskulinannya.
Leher
Bagian leher merupakan penghubung antara kepala dan badan,
dalam psikoanalisis merupakan penghubung antara superego dan id. Bila leher
diambarkan dengan penekanan, maka kemungkinan menunjukkan pemikiran subjek
mengenai kebutuhannya untuk mengontrol impuls-impuls yang dirasakan mengancam.
Tangan dan Kaki
Tangan yang digambar menjauh atau mendekat dari tubuh
menunjukkan hubungan subjek dengan lingkungannya. Bila lengan digambarkan
dengan ditaruh ke punggung sehingga hanya sebagian yang tampak, menunjukkan
keenganan dirinya untuk berhubungan dengan orang lain. Berbeda dengan tangan
yang digambarkan dimasukkan ke saku, diasosiasikan dengan perasaan-perasaan
bersalah atas kegiatan tangan tersebut.
Figur pada kaki yang terlihat tidak biasa menggambarkan
perasaan aman atau tidak aman terhadap individu tersebut. Tungkai kaki
merupakan sarana bergerak dan perlakuan pada bagian ini menunjukkan perasaan
seseorang mengenai mobilitas diri.
Fitur Tubuh
Badan diasosiasikan dengan dorongan-dorongan dasar. Biasanya
subjek cenderung menggambar badan yang mirip dengan keadaan tubuhnya sendiri.
Bagi anak-anak sering kali menggambar “trunk” secara sederhana, lonjong atau persegi empat.
Kesederhanaan gambar yang dibuat anak-anak menunjukkan tidak adanya bagian
tubuh yang penting.
Bahu dianggap sebagai pernyataan dari perasaan kebutuhan
akan kekuatan fisik. Biasanya orang normal akan menggambar bahu dengan jelas,
sedangkan orang inferior menggambar bahu dengan sebelah bahu lebar. Jika gambar
bahu tidak ada, biasanya kemungkinan skizofrenia atau mengalami kerusakan otak.
Jenis Kelamin
Sebagian besar orang akan menggambar jenis kelamin yang sama
dengan dirinya sendiri. Namun ketika subjek menggambar jenis kelamin kelamin
yang berbeda dengan mereka, hal ini harus ditelusuri lebih lanjut. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Bellak, ia mengemukakan alasan mengapa seseorang
menggambar yang berebeda jenis kelamin dengan dirinya sendiri, yaitu sexual
inversion, kebingungan identitas seksual atau attachment yang
kuat dengan orang tua yang berlawanan jenis kelamin dengannya atau mungkin juga
attachment yang
kuat dengan seseorang yang berlawanan jenis kelamin dengannya. Ketika terdapat
subjek yang menanyakan harus menggambar orang yang berjenis kelamin apa,
kemungkinan subjek tersebut mengalami kebingungan identitas seksual. Namun,
terdapat banyak kemungkinan lain yang harus dipelajari.
Aspek Struktural dan Formal Tubuh
Pergerakan tubuh juga memiliki makna tertentu. Bila bentuk
tubuh digambarkan dengan banyak aktivitas atau bergerak, kemungkinan
menunjukkan subjek suka beraksi atau hypermanic. Sedangkan bila bentuk tubuh digambarkan
dengan kaku, kemungkinan subjek orang yang serius dan sangat terkontrol. Jika
gambar sangat kurang dalam hal kinestetik, harus diwaspadai sebagai tanda lain
dari psychosis.
Hubungan ukuran gambar dengan ruang kosong pada kertas
menunjukkan kemungkinan hubungan antara subjek dengan lingkungannya. Jika
ukuran gambar kecil, maka asumsinya adalah kemungkinan subjek merasa kecil atau
inferior. Jika ukuran gambar besar, maka hipotesisnya adalah kemungkinan subjek
menanggapi tekanan lingkungan dengan agresif.
Komentar
Posting Komentar